Review: Java Heat (2013)

Waktu dapat kabar tentang film “Hollywood” yang syuting di Jogja dengan aktor-aktor dan kru Indonesia yang terlibat dalam fim tersebut saya benar-benar tertarik. Tapi setelah menonton film Java Heat ini, terus terang saya kecewa. Dengan budget yang mencapai 15 juta Dollar yang jika dikalikan dengan Rupiah bisa mencapai 145 miliar, Java Heat menderita luar biasa dalam penggarapannya. Sebagai orang awan saya kasih nilai 5 dari 10 untuk film ini.

Java Heat (2013) sebuah film kerja sama Hollywood – Indonesia yang dibintangi oleh Kellan Lutz (Twilight Saga), Mickey Rourke (Iron Man 2, The Expendables), dan beberapa bintang top Indonesia seperti Ario Bayu, Rio Dewanto, dan Atiqah Hasiholan. Meski berembel ‘Hollywood’ jangan berharap terlalu tinggi pada film ini.Image

Java Heat bercerita mengenai Jake (Kellan Lutz) seorang asisten dosen yang pergi ke Indonesia untuk urusan sejarah seni Indonesia. Rupanya, Jake menjadi saksi kunci sebuah bom bunuh diri yang menewaskan Sultana (Atiqah Hasiholan). Parahnya, Sultana meninggal sembari mengenakan kalung senilai 7 juta dollar. Film dimulai oleh Hashim (Ario Bayu) yang sedang menginterogasi Jake, namun Hashim sadar, bahwa Jake memendam sebuah rahasia lebih dari sekedar seorang asisten dosen. Oh, iya ada Mickey Rourke sebagai penjahat.

Hmm.. saya rasa Anda tidak perlu peduli dengan spoiler untuk film seperti ini. Berikut ini beberapa poin yang saya perhatikan:

  1. Kellan Lutz berperan seorang asisten dosen dalam film ini. Asisten dosen dengan otot sebesar itu? Entah dimaksudkan sebagai twist atau tidak, tapi hal yang satu ini mudah sekali ditebak.
  2. Ario Bayu beserta cast lainnya yang bahasa inggrisnya hancur. So sad..
  3. Karakter Ario Bayu sangat vital dalam film ini, namun antara mulut dan raut ekspresinya berbanding terbalik. Dia bukanlah aktor yang jelek, namun untuk memerankan seorang polisi yang berbicara bahasa Inggris terus-terusan adalah sebuah kesalahan fatal. Karakternya terlalu berbau pretensius dan tiap kalimat yang keluar dari mulutnya tidak meyakinkan. Apalagi chemistry-nya dengan Kellan Lutz yang benar-benar tidak ada
  4. Ada bajaj di Jogja?? Come on… -___-“
  5. Memindahkan harta Sultan hanya dikawal 4 orang tu paling gak wajar, ditambah lagi pasukan Keraton membawa senapan mesin. Wkwkwk…
  6. Perbincangan antara 2 orang Indonesia tapi menggunakan bahasa Inggris…? Hmm…
  7. Belum lagi penyia-nyiaan karakter Mickey Rourke. Di sini ia dibuat seolah-olah seperti orang jahat yang benar-benar kejam, tapi sepertinya bodoh. Karena seingat saya sepanjang film ini ia hanya mempunyai 1 anak buah sepanjang film. Yang mana juga ia bunuh di pertengahan film.
  8. Lalu ada Atiqah Hasiholan yang sayangnya perannya hanya diseret ke sana ke mari oleh Rourke, Rio Dewanto yang terlalu cepat mati dan Rudi Wowor sebagai Sultan “bule” yang miscast.
  9. Dua orang pasukan Keraton lengkap dengan blangkon-nya meluncurkan bazooka, sementara rekannya membidik sasaranya dengan Ipad. Bahkan Hollywood pun gak segitunya juga deh.. -___-“
  10. Atau waktu karakter yang diperankan Ario Bayu yang memandikan jenazah Rio Dewanto yang Nasrani dan cara Islam seorang diri. Hmm…

Tapi masa nggak ada kelebihannya sih? Ada pastinya. Dari segi technical-nya sendiri tidak banyak keluhan dari saya. Adegan ledakan, tembak-tembakan atau darah muncrat disajikan dengan cukup baik. Tapi kalau mau menonton sebuah film hanya untuk alasan seperti itu, saya sarankan untuk menonton Discovery Channel aja. Hehe.. :p

Sebenarnya, yang disayangkan adalah Java Heat bisa menjadi film yang baik. Karena jelas Java Heat mempunyai budget yang besar. Bahkan lebih besar daripada The Raid. Tapi itu semua seperti dihambur-hamburkan demi mendapatkan dua nama top (OK, SATU SETENGAH nama top) yang akhirnya juga dibawa tenggelam dengan kebodohan script-nya.

In the end, “Java Heat” was a complete mess. Yah, setidaknya itu pendapat saya.

Tinggalkan komentar